A.
Pengertian cinta kasih
Cinta adalah perasaan (rasa) suka terhadap
makhluk hidup (manusia). Sedangkan kasih adalah perasaan kasih atau belas kasih
terhadap makhluk hidup (manusia). Jadi Cinta Kasih dapat diartikan suatu
perasaan manusia yang berdasar pada ketertarikan antar makhluk hidup (manusia)
dengan didasari pula rasa belas kasih. Victor Hago menyimpulkan, “mati tanpa
cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam bukunya
menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan menerima. Yang
paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan
material. Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan”.
Cinta dapat
berlangsung sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan
melanjutkan seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya.
Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung
individu itu sendiri yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia
alami.
Menurut kamus bahasa indonesia W.J.S Poerwa
Darminta :
Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang
ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.Sedangkan, kata kasih artinya perasaan sayang
atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Maka, pengertian cinta dan kasih hampir
bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta kepada sesorang. Dan,
cinta kasih bisa juga diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada
seseorang dan juga disertai dengan menaruh belas kasih.
Cinta bisa dibina secara baik apabila ada 4
unsur, yaitu :
·
Pengasuhan
·
Tanggung jawab
·
Perhatian
·
pengenalan
Berdasarkan “Triangular Theory of Love”
disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1.
Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki
elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan,
dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang
menggebu atau komitmen jangka panjang.
2.
Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki
elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang
menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen
intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3.
Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya.
Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal
hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak
dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan
yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4.
Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi
dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
5.
Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan
yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang
dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat
yang berlawanan jenis.
6.
Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan
yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”),
commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya
pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
7.
Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari
cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak
orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya.
Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh
lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya
menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi,
bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak
terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak
ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.
B.
3 Unsur Tentang Cinta
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya WJS
Poerwadarminta. Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang
(kepada). Ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya sedangkan kata
kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan
suka (sayang) kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasihan.
cinta memiliki 3 unsur
pengertian cinta menurut Dr sarlito w sarwono
bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu:
1.keterikatan
adalah adanya perasaan untuk hanya bersama
dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali
dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia
2.keintiman
adanya kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan
formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau
sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua
3.kemesraan
adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa
kangen rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa
sayang dan seterusnya.
Didalam kitab suci Al Quran ditemui adanya
fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan
yaitu tinggi, menengah dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada
Allah, rasulallah dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah
cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat
rendah adanya cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan
tempat tinggal.
C. 3
Tingkatan Cinta
a)
Pertama, cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang
yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan
sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi. Seorang wanita biasanya
mudah tergoda dengan materi. Isteri yang mencintai suaminya karena ingin
hartanya, berarti dia masuk dalam golongan ini. Isteri yang memijit punggung
suaminya hanya ingin jatah nafkahnya ditambah. Isteri yang menyuguhkan teh
hangat disertai seulas senyuman hanya karena ingin merayu minta dibelikan
anting-anting. Atau isteri yang rajin bersih-bersih rumah dengan niat suami membelikan
perabot baru. Semuanya masuk dalam golongan cinta tingkat ini. Cinta seperti
ini adalah tingkatan cinta yang paling rendah. Jika keinginannya tidak
terpenuhi maka kadar cinta pecinta golongan ini sontak turun tajam. Bahkan
kemudian hatinya terisi oleh bibit-bibit kejengkelan, kebencian dan kemarahan.
Sehingga bila akumulasi harapan-harapannya yang tak terpenuhi itu sudah
sedemikian besar, seringkali berujung pada perselisihan, bahkan perpisahan.
b)
Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih
tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata
mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan
apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar
kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll.
Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal
tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan.
Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Bahkan tak jarang
ada yang rela melakukan sesuatu yang membahayakan nyawanya sendiri. Dalam
melakukan semuanya itu, dia tidak mengharapkan imbalan dari kekasih atas apa
yang dilakukannya itu. Yang ada dihatinya hanyalah niat tulus agar kekasihnya
senang dan bahagia, itu saja. Dan inilah yang disebut cinta tulus. Dan ketika
kekasih tersenyum senang, diapun turut merasakan kesenangan itu. Manakala
kekasih bahagaia, hatinyapun turut merasa bahagia.
c)
Ketiga, cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih.
Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap
ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun
apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta.
Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika
demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan
sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Misalnya saja waktu sholat maghrib hampir habis dan dia membiarkan kekasihnya
asyik menonton TV karena tidak mau mengganggu kesenangannya. Atau dia terus
menerus memanjakannya dengan selalu membelikan barang-barang mewah secara
mubazir dan berfoya-foya menghamburkan uang untuk menyenangkan kekasihnya (yang
tidak punya nilai ibadah). Itu semua bertentangan dengan aturan Allah. Dan
orang yang tindakannya bertentangan dengan aturanNya tidak akan menemukan
ketentraman hidup dan kebahagiaan sejati. Sebab, yang meniupkan kebahagiaan dan
ketenangan hidup kedalam hati manusia hanyalah Allah. Dan kebahagiaan sejati di
dunia ini adalah ketika amal perbuatan seseorang itu sejalan dengan PerintahNya
(sejalan dengan nurani). Yaitu ketika amal perbuatannya itu memiliki nilai
ibadah.
Selain yang diatas Menurut Abdullah Nasih
Ulwan, cinta memiliki tiga tingkatan.
- Cinta tingkat tertinggi, yaitu cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya
- Cinta Tingkat menengah adalah cinta kepada
orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat
- Cinta tingkat terendah; ialah cinta yang
lebih mengutamakan cinta kepada keluarga, harta dan masalah dunia dari pada
mencintai Allah dan Rasul-Nya.
D.Cinta Menurut Ajaran Agama
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit,
karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata.
Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan
bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan
tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri
Menurut islam
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada
yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani
dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa
cinta ada empat macam, yaitu:
1. Cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat
dan hadits di atas.
2. Cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman, “Dan di
antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan
(bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta
mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
3. Cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang
diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah
berfirman, “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.”
(Al-Fajr: 20)
4. Cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang
Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 8
,“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf
‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita
daripada kita.”
Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan
asas iman. Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti
halnya ia juga merupakan kesaksian jiwa manusia yang menurut term (istilah)
Islam belum akan diakui beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.
Allah berfirman: Katakanlah: “Jika bapa-bapa
(para pembesar dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai
daripada mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan (azab/siksaan)-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik.( Al-Qur’an Surat At-Taubat, 9: 24)
Cinta Terhadap Sang Pencipta (hablun min
Allah)
Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai
makhluk Allah, manusia berusaha untuk selalu mengadakan hubungan baik dengan
Allah, berupa hubungan ritual (ibadah) dengan-Nya. Dalam sistim ritus ini,
seseorang pemeluk agama merasa yakin bahwa dengan selalu mengadakan hubungan
baik dengan Tuhan, maka hidupnya akan baik. Dengan kata lain, bahagia tidaknya
hidup seseorang adalah tergantung kepada hubungan baik tidaknya terhadap Allah.
Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau
hamba kepada Khalik (Penciptanya), dengan jalan mengakui tanpa ragu akan
kebesaran-Nya, dan mematuhi secara konsekwen segala titah-Nya. Apa yang
diperintahkan-Nya dilaksanakan, dan apa-apa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta
terhadap Allah ini tidak bisa terlepas dari yang disebut sebagai akhlak,
keimanan, dan tauhid.
Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar,
baik berupa udara, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lain merupakan
prasarana kehidupan yang harus tetap terpelihara keserasiannya. Maka segala
yang dapat merusak lingkungan harus dicegah, karena dapat berakibat kehidupan
yang tidak bersih, tidak tertib, dan tidak aman. Itulah sebabnya Islam melarang,
bahkan mengutuk orang-orang yang melakukan kegiatan yang dapat merusak
lingkungan.
Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi
semua binatang dan melarang ummatnya untuk menyiksa binatang. Karena binatang
adalah juga makhluk ciptaan Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan
tentu saja tidak boleh melukai dan menyiksa mereka. Bahkan sebagai salah satu
sumber makanan, kita juga harus menghormati mereka dengan berdo’a, dengan tidak
membunuh mereka lebih dari yang kita makan.
Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa
manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta yang saling
dukung-mendukung dengan seluruh bagian alam itu, dan karena individu-individu
manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dan secara laras bekerja sama
dengan seluruh alam semesta ini, maka tidak boleh ada ketidakserasian antara
mereka satu sama lain.
Cinta Terhadap Sesama Manusia (hablun min
annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama
manusia tidak bisa lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena dalam
ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu terhadap Allah SWT, juga berarti cinta
terhadap sesama manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan
yang namanya akhlak.
Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa
lepas dari kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa kemanusiaan itu
merupakan satu kesatuan, berbeda-beda bagiannya untuk membentuk satu
masyarakat, berjenis-jenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk
saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan, supaya dengan begitu ia
cocok pula untuk saling melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu
pula. Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya
kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian
saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu
sekalian di sisi Allah ialah orang-orang
yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia
adalah dengan tolong-menolong, kenal mengenal (saling mengenal) dan keserasian.
Menurut pandangan Islam, rasa cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan,
salah satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di antara manusia.
Cinta Antara Laki-Laki dan Perempuan Dalam
Sudut Pandang Islam
Cinta antara muda-mudi di dalam Islam adalah
cinta yang dilandasi rasa ketaqwaan terhadap Allah SWT, dengan mentaati
perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, dan disertai akhlak
yang baik. Cinta harus disertai akhlak yang baik, dikarenakan hubungan cinta
muda-mudi sangat dekat dengan perbuatan zina. Tanpa akhlak yang baik akan sulit
menghindari zina. Dalam Islam, perzinahan adalah salah satu dosa yang sangat
besar karena bukan hanya merusak akhlak orang yang melakukannya saja tetapi
juga orang lain. Allah brfirman dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu sekalian
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al-Isra, 17: 32).
Cinta (love) yang tidak dilandasi rasa
ketaqwaan kepada Allah, akan memunculkan cinta buta. Sebagaimana yang sering
dikatakan orang “ Love is blind (cinta adalah buta)”. Adapun yang membuat cinta
itu buta adalah jika kita mencintai seseorang karena hal-hal yang duniawi,
karena harta, tahta/kedudukan/jabatan, ketampanan/kecantikan dan yang
sejenisnya. Cinta macam ini hanya bisa bertahan jika penyebabnya masih ada.
Jika seseorang mencintai dikarenakan ketampanan/kecantikannya, maka,
bagaimanakah jika orang tersebut tidak lagi tampan/cantik?
Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek
(melihat), jika dilandasi iman dan rasa taqwa kepada Allah SWT. Oleh karena
itu, jika kita ingin memiliki cinta yang murni, tulus, dan abadi dari
seseorang, tentu kita memerlukan penyebab yang membuatnya demikian. Dalam suatu
hadits dikatakan, bahwa seseorang laki-laki menikahi seorang perempuan itu
karena empat hal, yaitu: (1) karena kecantikannya, (2) karena kekayaannya, (3)
karena keturunannya, dan (4) karena ketaqwaannya. Maka ambillah yang keempat,
yaitu karena ketaqwaannya, karena, itu akan menjamin hidupnya.
Jika hadits di atas dikaitkan dengan cinta,
maka, jika kamu ingin mencari cinta yang abadi, cintailah seseorang dikarenakan
keimanannya.
E.Bentuk-bentuk
Cinta
Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa
bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1.
Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki
elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan,
dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang
menggebu atau komitmen jangka panjang.
2.
Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki
elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang
menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen
intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3.
Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya.
Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal
hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak
dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan
yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4.
Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi
dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
5.
Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan
yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang
dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat
yang berlawanan jenis.
6.
Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan
yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”),
commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya
pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
7.
Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari
cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak
orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya.
Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh
lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya
menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi,
bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
F.Kasih Sayang
Menurut kamus umum bahasa indonesia W.J.S
Purwodarmito kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang atau cinta kepada
seseorang. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Kasih sayang ada
dua bentuk yaitu, kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang, Kasih
sayang juga dasar komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang itu mengandung
pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan
mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam
sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki
kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai
sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal
menjemput.
Kasih sayang adalah perasaan cinta untuk
saling menghormati, mengasihi, menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan.
Kasih sayang adalah faktor penting dalam suatu
kehidupan. Karena jika kita memiliki cinta namun tidak berdasar pada kasih
sayang, maka seseorang tersebut tidak mengerti apa itu cinta yang sesungguhnya,
cinta terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Maka perasaan cinta harus didasari oleh
kasih sayang atau belas kasih.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini
bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laki-laki dan perempuan
saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap
sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah,
bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih
banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor
duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
G.Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti
erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan
sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan
realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban
yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam
masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan
organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat. Kemesraan dalam
Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya
pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa
sudah agak lama biasanya semakin berkurang. Kemesraan Manusia Usia Lanjut,
Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini
diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
H.Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti
penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam
perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan
dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada
Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat
berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan
situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan.
Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri
dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta
manusia terhadap tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk ibadah. Kecintaan
manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini
karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, makna kehidupan yang sebenarnya,
sebabnya tuhan lah yang menciptakan alam semesta. Pemujaan manusia sebenarnya
ingin berkomunikasi dengan tuhannya. Manusia memhon ampunn perlindungan dll
kepada tuhannya.
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia
terhadap Tuhan. Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupaan manusia. Hal ini dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti,
nilai dan makna kehidupaan yang sebenarnya. Penyebab hal tersebut terjadi
karena Tuhan pecipta alam semesta. Seperti dalam surat Al-furqan ayat 59-60
yang menyatakan: “dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apanya
diantara keduanya dalam 6 rangkaian masa, kemudian dia bertahta diatas singgah
sananya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya tentang soal-soal apa yang
perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila dikatakan kepada mereka, sujudlah
kepada Tuhan yang Maha Pengasih.”
Kalau manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan
sungguh maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu
dimanivestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang. Dalam kehidupan manusia
terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi dan
situasi. Sembahyang dirumah, dimasjid, digereja,dipura,dicandi, bahkan ditempat
yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan. Oleh
karena itu, pemujaan ini sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan
Tuhannya. Hal itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya,mohon
perlindungan,mohon dilimpahkan kebijaksanaan,dsb.
Pemujaan dapat menimbulkan daya kreatifitas
pecintanya dengan cara mencipta. Banyak kita temui Arca-arca yang menggambarkan
dewa-dewa yang dipuja dalam kesenian pahat.
Seni tari pun ada pula yang bersifat
mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap “Tuhan”. Misalnya Tari Sanghyang
Dedari dan Tari Sangyang Jaran di Bali adalah Tarian yang bersifat Keagamaan.
Tarian ini hanya ditarikan pada upacara agama, tidak boleh ditonton oleh para
turis, penontonnya pun terbatas serta ditarikan pada dini hari tidak sembarang
waktu.
Di Jawa pemujaan diungkapkan dalam bentuk
wayang kulit. Dalang wayang kulit dianggap orang lebih daripada orang awam.
Dalam seni musik, banyak didendangkan lagu
yang bersifat mengagungkan nama Tuhan. Lagu-lagu keagungan Tuhan bukan hanya
terdapat dalam agama Kristen atau Katholik saja, gama Islam,agama Hindu dan
Agama Buddha pun mengenal lagu-lagu keagungan Tuhan. Bahkan lagu modern pun ada
lagu yang mengagungkan nama Tuhan.
I.Belas Kasihan
Belas kasih(composian)adalah kebijakan satu
diamana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain di
anggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial
yang lebih besar dan humanisme dasar ke tertinggi prinsip-prinsip dalam
filsafat, masyarakat, dan kepribadian. Adanya aspek belas kasih yang menganggap
dimensi kuntitatif, seperti individu belas kasih yang sering di beri milik
kedalaman, kekuatan atau gairah. Lebih kuat dari empati, merasakan umumnya
menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain. Hal ini
sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan
dalam konteks sosial. Dalam etika istilah, berbagai ungkapkan bahwa usia yang
disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang untuk orang
lain apa yang anda ingin mereka lakukan untuk anda.
Dalam pengertian lain Belas kasihan adalah
emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain. Rasa belas
kasihan membuat orang-orang merasa iba sehingga ingin menolong atau memberikan
sesuatu yang bisa membahagiakan atau meringankan beban orang-orang yang
mengalami kesulitan atau musibah. Belas kasihan juga dilandaskan dengan rasa
kasih sayang sesama manusia. Jadi sesama umat manusia kita harus saling tolong
menolong untuk meringankan beban setiap orang yang mengalami kesulitan.
Sehingga setiap orang dapat merasakan kebahagiaan. Belas kasihan dapat
menimbulkan daya kreatifitas yang berarti orang yang dapat
berbuat,berkarya,mencipta,dsb. Kreatifitas itu bisa dalam bentuk seni yaitu
seni suara,seni sastra,dll.
J.Cinta Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan
sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan
berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan
suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu
secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta
kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan
sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta
kasih antar orang yang sama dan sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan
cinta kasih terhadapa orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan
besar antara keduanya tetapi mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta
kasih tidak terbatas hanya seorang saja. Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih
diatas adalah cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna,
akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Cinta kasih erotis seringkali dicampur
baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta. Mulai dari
pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba atau sementara saja. Cinta kasih
erotis adalah rasa cinta yang dipenuhi oleh nafsu dan rasa ingin lebih memiliki
lebih.
K.Puisi Cinta
Mencintaimu
Mungkin aku bukanlah cinta yang paling
sempurna
Hanya sebatas hati yang ingin mencurah rasa
padamu
Kerana mencintaimu adala keindahan dilangit
hatimu
Dan hatimu adalah kesempurnaan kebahagiaan
hatiku
Aku mencintaimu...
Seperti bunga mencintai keharumannya
Seperti hujan mencintai tetesan airnya
Seperti bulan mencintai langit malamnya
Seperti matahari yang mencintai cahayanya
Jantung ini tak pernah berdetak selamanya
Tapi, jika Tuhan mengijinkan..
Selam jantungku berdetak ijinkan aku
mencintaimu dalam ketulusan
Aku mencintaimu...
Karena aku kagum pada dirimu
Hanya ingin membuatmu sempurna
Meski aku tak pernah bisa sempurna
Aku mencintaimu...
Buakn kemarin, atau saat ini
Tapi percayalah.. kemarin, kini dan nanti
Adalah saat-saat dimana aku terus
MENCINTAIMU....
Dalam Doaku
Kutatap hamparan biru diatas mega
Tersirat dalam benakku wajahnya
Bersembunyi dibalik diam kata
Tercabik rinduku menuai lara
Andai saja takdir kita nyata
Andai saja...
Harapan yang kulayangkan padaNya
Disetiap barisan doa sujudku meminta...
Tuhan...
Ijinkan aku bersamanya
Ijinkan aku meraih cinta surga
Ijinkan aku mendekap deritanya
Memeluk..menghapus.. pilu air matanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar